Nama:Bayu cahyadi
Npm 19316085
#permasalahan
block cipher melakukan penelitian tentang perancangan
Kriptografi Block Cipher dalam sebuah eksperimen
#pembahasan
Penelitian yang pertama berjudul “Perancangan
Kriptografi Block Cipher Berbasis pada Formasi Permainan
Bola”, penelitian ini membahas mengenai perancangan
Kriptografi berbasis pada teknik formasi permainan bola
yang dapat melakukan proses enkripsi dan dekripsi serta
telah memenuhi 5-tuple dari Kriptosistem [4].
Penelitian yang kedua berjudul “Perancangan Kriptografi
Block Cipher Berbasis Pola Formasi Futsal 1-2-1”,
penelitian ini membahas mengenai Kriptografi Block Cipher
256 bit berbasis formasi futsal 1-2-1 yang dapat
menunjukkan ciri khas dari sebuah permainan futsal dalam
sebuah tema sehingga dapat menyembunyikan kerahasiaan
data dengan lebih baik [5].
Penelitian yang ketiga berjudul “Perancangan Kriptografi
Block Cipher Berbasis Pola Gerakan Lempeng Tektonik
Divergensi dan Konvergensi”, penelitian ini membahas
mengenai perancangan kriptografi Block Cipher berbasis
pada pola gerakan lempeng tektonik divergensi dan
konvergensi dimana pola divergensi dijadikan dalam
pertukaran kode bit pada plaintext, sedangkan pola
konvergensi digunakan pada pertukaran kode bit kunci [6].
Penelitian yang keempat berjudul “Perancangan
Kriptografi Block Cipher Berbasis Pola Ikan Berenang,
penelitian ini membahas mengenai teknik Kriptografi
dengan menggunakan pola ikan berenang” dimana
merupakan pola yang unik. Dan apabila dilihat, ikan
berenang memiliki pola yang menenangkan hati. Di sini
jarang orang yang memperhatikan pola ini, maka akan sulit
mengetahui dasar dari pola enkripsinya [7].
Penelitian yang kelima berjudul “Perancangan
Kriptografi Block Cipher dengan Langkah Permainan
Engklek”, penelitian ini membahas mengenai eksperimen
perancangan Block Cipher untuk diimplementasikan
menjadi sebuah aplikasi yang dapat digunakan secara
otomatis dengan melakukan enkripsi dan dekripsi. Pada
penelitian ini juga menunjukkan bahwa permainan
tradisional dari Indonesia dapat dijadikan dalam bentuk alur
algoritma [8].
Dalam algoritma ini, pola yang diambil berasal dari
permainan tradisional Rangku Alu yang kemudian
digunakan sebagai proses pengambilan bit. Berikut adalah
empat pola yang akan digunakan.
Gambar 6. Pola A dari Permainan Tradisional Rangku Alu
Pada Gambar 6 menunjukkan sebuah formasi awal dari
permainan tradisional Rangku Alu, formasi ini digunakan
untuk membuat Pola A dengan cara mengambil dari posisi
tongkat bambu (tanda lingkaran orange) dan penarinya
(tanda kotak biru). Setelah memberi tanda dan melihat
formasinya, langkah berikutnya melakukan pemetaan
posisinya dalam Pola A.
Gambar 7. Pola B dari Permainan Tradisional Rangku Alu
Pada Gambar 7 menunjukkan sebuah formasi dimana
permainan mulai siap dimainkan, formasi ini yang akan
digunakan untuk membuat Pola B dan caranya sama seperti
cara menggambil Pola A yang berdasarkan posisi tongkat
bambu dan posisi penarinya.
Gambar 8. Pola C dari Permainan Tradisional Rangku Alu
Pada gambar 8 menunjukkan posisi bambu menjadi terbuka
dan pemain melompat ke posisi di antara dua bambu. Dari
proses tersebut maka dapat dilakukan pemetaan yang
menghasilkan C.
Gambar 9. Pola D dari Permainan Tradisional Rangku Alu
Pada Gambar 9 menunjukkan adanya perubahan posisi
bambu kembali saling berdekatan dan pemain melompat
keujung yang satunya. Dari proses tersebut maka dap
dilakukan pemetaan yang menghasilkan Pola D
Gambar 6, Gambar 7, Gambar 8, dan Gambar 9 masingmasing
menunjukkan empat pola yang berbeda dimana
masing-masing pola diambil merupakan pola yang berasal
dari pola permainan tradisional Rangku Alu. Berdasarkan
pola tersebut, dilakukanlah pengujian korelasi dengan
mengkombinasikan urutan pola tersebut yang bertujuan
untuk menemukan nilai korelasi terbaik. Pengujian yang
dilakukan menggunakan contoh plaintext yaitu
“DIESUKSW” dan kunci yaitu “BUDAYAKU”.
Berdasarkan hasil pengujian korelasi, maka hasil
terbaiklah yang akan digunakan sebagai acuan perancangan
dalam proses enkripsi dan dekripsi.
TABEL II
RATA-RATA NILAI KORELASI
POLA NILAI POLA NILAI
ABCD 0.1739066 CABD 0.316055506
ABDC 0.503568289 CADB 0.202153318
ACBD 0.011053989 CBAD 0.504687923
ACDB 0.097015629 CBDA 0.076848471
ADBC 0.337461274 CDAB 0.242745957
ADCB 0.749254038 CDBA 0.451843594
BACD 0.272551791 DABC 0.12415066
BADC 0.300657006 DACB 0.042473019
BCAD 0.670632353 DBAC 0.322277928
BCDA 0.1839073 DBCA 0.134645077
BDAC 0.587720191 DCAB 0.284338932
BDCA 0.445050163 DCBA 0.232420937
Tabel II menujukkan hasil korelasi terbaik dari kombinasi
pola yang digunakan. Dimana nilai terbaiknya terdapat pada
pola ACBD,yang di dapat dari proses satu kali putaran pada
masing-masing kombinasi. Kombinasi inilah yang akan
digunakan untuk melanjutkan proses enkripsi hingga
putaran ke-10 untuk menghasilkan ciphertext.